Terima kasih masih menyempatkan untuk membaca artikel saya. Alhamdulillah bisa update tulisan lagi setelah hampir 8 tahun yang lalu mengunggah tulisan terakhir.
OK, back to the topic. Saya mau sedikit share tentang istilah yang biasa dipakai di industri gas, yaitu GHV. Berasal dari kepanjangan Gross Heating Value, maksudnya adalah suatu panas yang dihasilkan ketika suatu bahan bakar pada suhu 25 C, dibakar, menghasilkan panas H1 dan produk panas. Misalkan bahan bakar yang dibakar adalah hidrokarbon, maka produk panas yang dihasilkan adalah karbon dioksida dan uap air seperti reaksi di bawah ini
CxHy + O2 --> CO2 + H2O
Nilai panas H1 dan produk panas tersebut digunakan untuk memanaskan fluida menggunakan heat exchanger. Nah, GHV itu didefinisikan sebagai nilai kalor yang digunakan untuk memanaskan fluida tersebut sebesar H1 dan panas yang dihasilkan dari terkondesasinya uap air menjadi fase cair. Dengan kata lain, GHV adalah nilai panas yang dihasilkan dari produk bahan bakar dan uap air hasil pembakaran.
Ada istilah lain yang digunakan oleh GHV, yaitu NHV (Net Heating Value). NHV pada definisinya uap air tidak terkodensasi sehingga tidak memperhitungkan nilai panas uap air tersebut. Pada sebagian literatur GHV juga dikenal sebagai HHV (Higher Heating Value) dan NHV dikenal sebagai LHV (Lower Heating Value) karena nilai GHV akan lebih besar dari nilai NHV. Kalo di Perancis, istilah GHV yang dipakai adalah PCS (pouvoir calorifique supérieur), sedangkan NHV itu refer ke PCI (pouvoir calorifique inférieur).
Pendekatan praktis untuk mengetahui hubungan GHV dan NHV adalah
NHV » 90% x GHV.
Itu adalah GHV secara definisi. Pada bisnis gas alam, GHV dapat diperhitungkan menggunakan standar yang ada, misalnya ISO 6979 atau GPA 2172. Untuk mengetahui perbedaan standar ini, bisa tanya mbah gugel ya.
Dalam menghitung GHV menggunakan standar tersebut, akan dibutuhkan komposisi dari masing2 komponen penyusun gas tersebut. Komposisi yang ada di gas alam dan dipakai untuk pehitungan GHV adalah :
- %C1-C9, %CO2, %N2
- %H2O, %H2S
Untuk mendapatkan komposisi tersebut, dapat menggunakan analyzer. Komposisi %C1-C9, %CO2, %N2 dapat diukur dengan GC (Gas Chromatograph), sedangkan komposisi %H2O, %H2S dapat diukur menggunakan H2O Analyzer dan H2S Analyzer.
Jadi, akurasi perhitungan nilai GHV akan sangat bergantung dari performance analyzer tersebut. Pada perusahan yang bergerak di bisnis gas, penjualan dan pembelian gas alam biasa dilakukan dalam satuan energi ( USD/MMBTU ). Energi yang dibayarkan diperoleh dari perkalian antara volume dan GHV.
So, besaran uang yang akan diterima sangat bergantung dari nilai GHV yang digunakan untuk menghitung energi. Tapi sudah ada standar yang mengatur untuk mengecek performace suatu analyzer bekerja pada kondisi normal. Pada GC, standar yang dapat digunakan untuk validasi nilai komposisinya adalah ASTM D1945 dengan membandingkan nilai persentasi komponen per kompenen yang diukur oleh GC dan yang ada di sertifikat gas standar. (Jadi GC perlu gas standar untuk mengecek apakah GC masih bekerja dalam kondisi normal atau tidak). Kalo di Perancis, metode validasi GC tidak dilakukan komponen per komponen, tapi dengan membandingkan GHV yang dihitung dari % komposisi GC, dan GHV yang dihitung dari % komposisi gas standar.
Validasi ini perlu dilakukan untuk menjaga aspek fairness dalam jual beli dan juga untuk memenuhi aturan yang diakui dan berlaku di tempat transaksi tersebut dilaksanakan.
Itu dulu yang bisa saya tulis untuk tema kali ini. Jika ada hal yang ingin didiskusikan,dapat langsung menghubungi ke email saya di rusdy.sanny@gmail.com
Wassalamualaikum
Itu adalah GHV secara definisi. Pada bisnis gas alam, GHV dapat diperhitungkan menggunakan standar yang ada, misalnya ISO 6979 atau GPA 2172. Untuk mengetahui perbedaan standar ini, bisa tanya mbah gugel ya.
Dalam menghitung GHV menggunakan standar tersebut, akan dibutuhkan komposisi dari masing2 komponen penyusun gas tersebut. Komposisi yang ada di gas alam dan dipakai untuk pehitungan GHV adalah :
- %C1-C9, %CO2, %N2
- %H2O, %H2S
Untuk mendapatkan komposisi tersebut, dapat menggunakan analyzer. Komposisi %C1-C9, %CO2, %N2 dapat diukur dengan GC (Gas Chromatograph), sedangkan komposisi %H2O, %H2S dapat diukur menggunakan H2O Analyzer dan H2S Analyzer.
Jadi, akurasi perhitungan nilai GHV akan sangat bergantung dari performance analyzer tersebut. Pada perusahan yang bergerak di bisnis gas, penjualan dan pembelian gas alam biasa dilakukan dalam satuan energi ( USD/MMBTU ). Energi yang dibayarkan diperoleh dari perkalian antara volume dan GHV.
So, besaran uang yang akan diterima sangat bergantung dari nilai GHV yang digunakan untuk menghitung energi. Tapi sudah ada standar yang mengatur untuk mengecek performace suatu analyzer bekerja pada kondisi normal. Pada GC, standar yang dapat digunakan untuk validasi nilai komposisinya adalah ASTM D1945 dengan membandingkan nilai persentasi komponen per kompenen yang diukur oleh GC dan yang ada di sertifikat gas standar. (Jadi GC perlu gas standar untuk mengecek apakah GC masih bekerja dalam kondisi normal atau tidak). Kalo di Perancis, metode validasi GC tidak dilakukan komponen per komponen, tapi dengan membandingkan GHV yang dihitung dari % komposisi GC, dan GHV yang dihitung dari % komposisi gas standar.
Validasi ini perlu dilakukan untuk menjaga aspek fairness dalam jual beli dan juga untuk memenuhi aturan yang diakui dan berlaku di tempat transaksi tersebut dilaksanakan.
Itu dulu yang bisa saya tulis untuk tema kali ini. Jika ada hal yang ingin didiskusikan,dapat langsung menghubungi ke email saya di rusdy.sanny@gmail.com
Wassalamualaikum
1 komentar:
Posting Komentar